Translation

Lost You Forever Chapter 4 Part 4

Xiang Liu berjalan di sepanjang ombak dengan Xiao Liu. Tidak ada cahaya keperakan, lautan hanya berwarna gelap kelam dan tidak ada apa-apa di depan mereka maupun di belakang. Dunia sangat luas dan Xiao Liu merasa kecil seolah-olah ombak dapat menelan dirinya kapan pun. Dia memegang erat tangan Xiang Liu.

Tiba-tiba saja Xiang Liu berhenti dan Xiao Liu tidak tau kenapa tetapi tidak bertanya. Se-inchi dia mendekat ke Xiang Liu dan terus menemani nya menatap ke arah timur. Untuk beberapa waktu, bulan muncul dari ujung laut, dalam keindahan yang diam tetapi sangat berkekuatan yang mana melunakan cangkang kerasa di hati Xiao Liu. Dalam deburan ombak terdengar Xiang Liu berkata “ selama masih ada secercah sinar di dunia maka kehidupan sangat berharga.”

Xiao Liu berkata “sesuatu yang berharga akan menjadi usang setelah melihatnya dalam waktu cukup lama, hanya jika seseorang melihatnya bersama ku, pemandangan adalah mati, hanya jika seseorang dapat menghargai nya maka pemandangan itu akan sangat bernilai,”

Tidak jelas apakah Xiang Liu mendengar apa yang di katakan oleh Xiao Liu, dia tidak memberikan respon. Pemandangan yang paling indah telah berlalu sehingga Xiang Liu memanggil furball untuk membawa mereka kembali. Xiang Liu memejamkan matanya, terlihat capek.

Xiao Liu bertanya “kenapa kau mood buruk?”

Xiang Liu tidak menghiraukannya sehingga Xiao Liu berbicara dengan keras “ sejak little Zhu Rong mengambil alih middle plain, kudengar middle plain di pimpin dengan baik. Yellow Emperor sebenarnya melakukan kesepakatan dengan Jenderal Gong Gong. Struktur kekuatan di dunia ini tidak bisa di balik dan terutama tidak mungkin dapat di lakukan hanya oleh satu orang. Kusarankan kau untuk meninggalkanya cepat maupun lambat. Sebenarnya kau hanya seorang siluman, sesuatu dengan Sembilan kepala. Dengan dewa-dewa tak berguna dari Sheng Nong, kau… di mata mereka kau tak lebih dari apapun. Kenapa kau harus mengkhawatirkan tentang pemberontakan prajurit-prajurit dari Sheng Nong. Apa yang sebenarnya kau cari dengan mengikuti jenderal Gong Gong? Kau ingin kekuasaan? Jika iya, kenapa kau tidak mengkhinati Gong Gong dan bergabung saja dengan Yellow Emperor….”

Xiang Liu membuka matanya, sebuah tatapan merah darah yang berasal dari sepasang mata siluman. Xiao Liu takut dengan tatapannya sehingga seluruh tubuhnya menjadi mati rasa dan darahnya mulai menetes dari hidung, ujung-ujung jarinya menahan darah.

“aku… aku… salah…”

Xiang Liu menutup kembali matanya sedangkan badan Xiao Liu menempel kedepan di punggung rajawali seperti kain lap yang menempel. Ketika mereka hampir sampai di kota Qing Shui, Xiao Liu duduk dan mengelap darahnya tanpa berbicara dan jatuh ke sungai.

Xiao Liu terapung di atas permukaan sungai, membiarkan darahnya tercuci oleh air sungai. Xiao Liu melihat ke atas, bulan penuh bersinar menyinari dataran. Xiao Liu memanjat ke dataran dan mendorong pintu depan dengan keadaan basah kuyup. Dengan cepat Shi Qi berdiri dari dalam dapur. Xiao Liu tersenyum kepadanya “ada sup panas? Aku ingin.”

“ya.”

Xiao Liu berjalan ke ruangannya dan melepaskan bajunya, mengeringkan tubuhnya sebelum memakai pakaian kering dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut bersih yang hangat. Shi Qi memasuki kamarnya dengan semangkuk sup panas. Xiao Liu duduk, perlahan meminumnya sehingga badannya terasa hangat. Shi Qi mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya, kepala Xiao Liu besandar padanya dan memejamkan mata.

Shi Qi melihat dan tidak menemukan tidak ada sedikitpun bekas gigitan di leher Xiao Liu sehingga bibirnya mengangkat ke atas. Shi Qi selesai mengeringkan rambut Xiao Liu tetapi tidak berhenti di situ, dia mengambil sisir dari meja dan mulai menyisir rambut Xiao Liu.

Xiao Liu berbicara dengan lembut “kau tidak seharusnya memanjakan ku. jika aku terbiasa dengan ini, apa yang harus kulakukan jika suatu hari kau meninggalkan ku.”

“aku tidak akan.” Xiao Liu tersenyum, jutaan janji di buat tetapi sulit sekali menemukan seseorang yang bisa melaksanakannya. Jika dia adalah Shi Qi mungkin akan lebih mudah, tetapi dia bukan hanya Shi Qi.

Sekarang di klinik Hui Chun bertambah seorang wanita tetapi tidak banyak yang berubah. Lao Mu bertanggung jawab atas dapur dan masak-memasak, sedangkan Tian Er berusaha belajar memasak tetapi kelihatannya dia tidak berbakat. Chuan Zi masih mencuci pakaiannya sendiri sejak Tian Er merusak tiga baju berturut-turut ketika mencuci. Kehidupan pernikahan Chuan Zi dan Tian Er tidak berjalan dengan mulus tetapi Tian Er tetap berusaha dan Chuan Zi sangat pengertian dan berlapang dada kepadanya, sehingga kehidupan mereka begitu mesra dan harmonis.

Shi Qi masih sama, seorang pria minim kata tetapi pekerja keras. Xiao Liu juga masih sama, bersemangat pada suatu waktu dan bermalasan di waktu lain.

Saat itu pertengahan musim panas, tidak banyak orang berada di jalanan karena panas. Tidak ada pasien, Xiao Liu duduk di dalam rumah, menguap dan mengipasi dirinya sambil melamun.

Sebuah kereta milik orang kaya lewat, angin sepoi-sepoi bertiup membuat kain jendelanya melambai-lambai sehingga tampak seorang wanita cantik yang duduk di dalamnya. Xiao Liu terpana dengan kecantikannya dan matanya mengikuti kereta tersebut. Kereta itu berhenti di depan sebuah toko perhiasaan yang di buka oleh Yu Shin, seseorang keluar dan menyambut wanita tersebut.

Yu Shin adalah tokoh terkenal di kota Qing Shui bukan karena toko perhiasaannya yang menguntungkan tetapi karena kepemilikan hampir semua toko di jalan kota Qing Shui adalah punyanya. Sekali dalam setahun, Lao Mu harus pergi ke toko perhiasaan untuk menyetorkan uang sewa klinik.

Kota Qing Shui mungkin terlihat seperti se-pan pasir tetapi sebenarnya kota tidak begitu kacau karena adanya Yu Shin. Dia bukan pejabat pemerintahan, tetapi dia bekerja keras untuk menjalankan aturan yang berlaku di kota Qing Shui. Seperti di lihat, sosok Yu Shin sepertinya memiliki setengah autoritas di kota Qing Shui. Sehingga ketika melihatnya menghormati seseorang lain, itu menimbulkan keterkejutan di sepanjang jalan. Setiap orang ingin membicarakannya tetapi mereka juga takut. Ingin melihat tetapi juga tidak berani melihat. Hanya dalam beberapa detik, mood di jalanan telah berubah.

Xiao Liu bukan hanya terkejut, tetapi dia juga sangat tertarik karena klinik Hui Chun, tempat dia menghabiskan hampir dua puluh tahun lebih waktunya di sini. Dia berencana untuk tetap menghabiskan seluruh hidupnya di sini, dia menyukai semua tetangganya di jalanan ini dan tidak ingin melihat adanya perubahan.

Keesokan harinya, sebuah berita muncul kalau Yu Shin ingin mengambil kembali beberapa toko. Lao Mu menghela nafas bahkan Ma Zi dan Chuan Zi termenung. Tukang daging Gao mendengar kabar kalau Yu Shin ingin mengambil kembali Klinik Hui Chun yang terdapat di dekat sungai dan sepetak tanah subur.

Lao Mu mengutuk karena sejak awal ketika menyewa, itu hanya sepetak tanah kosong yang mana dengan kerja kerasa Lao Mu, tanah itu berubah menjadi subur. Tetapi di depan autoritas kota Qing Shui, tidak ada yang bisa di sampaikan sehingga hanya dapat menahannya di malam-malam yang tidak nyaman.

Xiao Liu menyukai air dan tidak ingin pindah sehingga dia memutuskan untuk menemui Yu Shin. Shi Qi dapat melihat dia merapikan rambutnya sehingga dia juga mengikutinya. Xiao Liu di sambut di depan halaman yang mana memiliki dekorasi luar biasa indahnya ketika datang menemui Yu Shin. Xiao Liu dan Shi Qi memberi hormat dan bertanya apakah dia benar-benar ingin mengambil kembali beberapa toko? Yu Shin membenarkan. Xiao Liu memohon untuk tetap di sewakan meskipun harga sewa di naikan.

Yu Shin terkesan lucu ketika berpikir kalau Xiao Liu berbicara masalah uang kepadanya “lupakan tentang menyewa sebuah toko, bahkan semua toko yang di sewakan di jalanan tidaklah layak untuk di bicarakan.”

Xiao Liu tidak mengerti bisnis sehingga tidak memiliki petunjuk tentang apa yang di katakannya. Untuk beberapa waktu dia bertanya “jadi Tuan Yu apa yang ingin anda lakukan dengan semua toko?”

Yu Shin menambahkan “kau telah hidup hampir dua puluh tahun lebih di sini sehingga aku akan berbagi dengan mu. Sebenarnya aku hanyalah pelayan dan keluarga Tuan ku jauh melampaui kekayaan ini. Lupakan tentang satu toko, mereka mampu untuk menjadikan satu kota Qing Shui menjadi tempat tak berguna dan kosong ketika mereka merasa ingin.” Selesai berbicara, Yu Shin mengantar mereka keluar.

Xiao Liu menundukan kepalanya ketika pulang. Jika benar ini seperti yang di katakan, maka dia tidak dapat berbuat apapun. Seorang pemilik ingin mengambil alih seluruh toko yang notabene adalah legal dan tidak ada yang bisa di perbuat olehnya.

“berhenti!” suara seorang wanita berasal dari atas. Xiao Liu berhenti dan menaikan kepalanya untuk melihat seorang wanita cantik turun dari kereta. Shi Qi tidak berhenti dan terus berjalan sehingga wanita itu menjadi sangat panik dan melompat dari lantai dua dan berlari untuk memeluk Shi Qi. Dengan wajah berlinang air mata dia menjerit “Tuan ku… Tuan ku…”

Shi Qi berdiri seperti patung yang tegak tetapi tidak berbalik. Wanita itu terjatuh tepat di kakinya masih berlinang air mata “mereka semua mengatakan kalau Tuan ku telah meninggal… tetapi tidak satu pun dari kami percaya akan itu! Sembilan tahun! Sembilan tahun… akhirnya langit mendengarkan kami, membiarkan hamba, pelayan mu menemukan Anda.”

Mendengar wanita itu menanggis, Yu Shin berlari keluar dan ketika melihat wanita itu bersujud di kaki Shi Qi, dia juga ikut bersujud. Masih dengan meneteskan air mata, wanita itu bertanya “Tuan ku kenapa kau tidak berbicara. Ini hamba pelayan mu Jing Ye. Apakah kau sudah lupa? Dan Lan Xiang juga. Kau dulu terbiasa suka mengejek nama kami… Yu Shin, cepat, kirim kan pesan kepada Nyonya besar kalau kita telah menemukan tuan muda kedua. Tuan ku, apakah kau juga telah melupakan Nyonya besar?”

Shi Qi berbalik dan melihat ke arah Xiao Liu, beberapa langkah pendek diantara mereka menjadi seperti jembatan yang terpaut jauh. Terlihat ada kesedihan di dalam matanya. Xiao Liu tersenyum melihatnya dan berjalan pergi tanpa mengatakan apapun meskipun biasanya mulutnya cerewet, itu juga gagal. Dia hanya bisa berusaha keras dan keras untuk tetap tersenyum. Dengan melakukan gesture tanganya, dia memberi tanda agar Shi Qi menyelesaikan urusan keluarganya dan akhirnya berjalan pulang!

Xiao Liu kembali ke klinik Hui Chun.

Chuan Zi dan Tian Er sedang mencari-cari toko lain ketika Lao Mu menghela napas dan termenung. Xiao Liu duduk di sebelahnya dan melihat ke arah halaman. Lao Mu “tinggal di sini hampir dua puluh tahun lebih, meninggalkannya aku akan merindukan tempat ini!”

Xiao Liu berbicara pelan hampir seperti berkumur-kumur “tidak usah khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Kita dapat tinggal di sini selama yang kita inginkan bahkan ketika kita tidak membayar uang sewanya, tidak ada orang yang akan mengambilnya.”

Untuk sejenak Lao Mu tertegun “apakah kau menyakinkan pemiliknya?”

“kau bisa berkata seperti itu.”

Lao Mu mengucapkan syukurnya pada langit. Xiao Liu menambahkan “tidak usah khawatir, aku akan bersama mu sampai kau tua dan akan mengantarmu sampai kau pergi. Masa hidup mu lebih pendek sehingga aku akan bersama mu hingga kau mati. Aku tidak akan membiarkan mu sendirian, tanpa seorang untuk bergantung, tanpa seorang pun untuk di ajak berbicara. Siapa yang tau, aku akan bersama siapa ketika aku mati nanti…”

Lao Mu menguncangkan tubuh Xiao Liu “kau mulai menghasihani diri mu…”

Xiao Liu berkata “Lao Mu, setidaknya kau dapat di percaya!”

Lao Mu mengosok kepala Xiao Liu “ Xiao Liu ku adalah anak yang baik. Langit akan menjaga mu.”

Xiao Liu tersenyum dan menepuk lembut bahu Lao Mu “pergi kerja”

Pada waktu makan malam Tian Er bertanya dimana Shi Qi dan semua orang melihat ke Xiao Liu yang terus tersenyum “dia pergi. Tidak perlu membuat jatah makanannya lagi.”

Lao Mu menghela nafas “baik. Aku selalu mengkhawatirkan dia.”

Chuan Zi dan Tian Er kembali menyatap makanan mereka. Shi Qi selalu berbicara sedikit sehingga Chuan Zi tidak pernah merasa dia berada bersama mereka sedangkan Tian Er barusan bergabung dengan mereka sehingga tidak begitu terbiasa dengan Shi Qi.

Malam itu, Xiao Liu berjalan menyusuri jalanan berbatu yang menuju jalan kecil ke tanaman obat di dekat sungai. Dia berjalan-jalan sepanjang tepian sungai, seseorang mengikutinya di belakang. Berjalan cepat dan melambat mengikuti dirinya. Udara musim panas membawa semacam bau yang menenangkan Xiao Liu. Dia berhenti dan berbalik. Shi Qi berdiri di belakangnya, memakai pakaian yang sama seperti kain lap tetapi jubah bajunya telah di cuci dan memiliki wangi dupa.

Xiao Liu berkata “ aku tidak menyukai bau mu.”

Shi Qi menunduk dan Xiao Liu tersenyum “aku menyukai bau dari tanaman obat. Lain kali jika kau datang mengunjungi ku, aku akan memberikan mu beberapa tanaman obat.”

Shi Qi menaikan kepalanya dan terlihat seperti bintang jatuh ke dalam matanya sehingga terdapat binar-binar penuh harapan di matanya. Xiao Liu tersenyum dan tetap berjalan sehingga Xiao Liu harus mempercepat langkahnya mengikuti Xiao Liu.

Sejak saat itu, Shi Qi akan selalu memakai jubah mirip kain lapnya itu dan berjalan bersama Xiao liu setiap malam di dekat sungai. Kedua orang itu akan terus berbicara hingga Xiao Liu merasa capek dan kembali untuk tidur dan Shi Qi akan beranjak pergi. Waktu terus berlalu tanpa berubah seperti dulu, kecuali topik pembicaraan mereka berubah.

Xiao Liu akan bertanya “berapa banyak pelayan yang kau miliki?”

“dua.”

“berapa banyak uang yang kau miliki?”

“……………”

“beberapa tahun yang lalu… apakah itu terjadi karena perebutan alih waris?”

“ya.”

“siapa yang lebih cantik, Jing Ye atau Lan Xiang?”

“……………….”

“apakah kau mengingat semua tanaman herbal yang ku ajari.”

“ya.”

“ingat itu semua karena meskipun itu terlihat sederhana tetapi jika kau menambahkan sesuatu ke dalamnya, maka itu bisa saja membunuh dewa maupun siluman.”

“ya.”

“kau bukan si kepala Sembilan Xiang Liu, dengan Sembilan nyawa dan dapat memakan apa pun yang di inginkan.”

“ya.”

Apakah Jing Ye atau Lan Xiang yang lebih cantik?”

“……………..”

“seseorang yang melayani biasanya susah untuk di percaya. Kau harus berhati-hati.”

“ya.”

“dan… menyelesaikan sesuatu jangan pakai kekerasan. Berpura-puralah untuk menjadi bodoh dan bertahan. Jika memang mengharuskan untuk melakukan kekerasaan, harap jangan berhati lembek.”

Shi Qi tidak menjawab.

Xiao Liu menghela “jika kau tidak bisa mengalahkan mereka, kembali lah ke sini. Kau tetap dapat memasak obat untuk ku, setidaknya kau tidak akan mati kelaparan.”

Shi Qi menatap Xiao Liu seperti ada sebuah ombak di dalam matanya yang dapat menghanyutkan Xiao Liu.

Touch the heart by words