Translation

Lost You Forever Chapter 1 Part 2

This is the continuation of Lost You Forever still chapter one since every chapter quite long, so I divided it into part.

Let’s continue the part 2

Tidak berapa lama, Xiao Liu menjangkau dan mengangkat pengemis itu. Dia adalah seorang pria, bentuknya tidak kecil tetapi dia kurus seperti lidi dan ringan seperti bulu. Xiao Liu mengangkatnya dan mendorong pintu dengan kakinya ketika dia masuk ke dalam halaman belakang.

“Lao Mu, Ma Zi, Chuan Zi, cepat kemari tolong aku.”

Tiga orang yang sedang duduk dan berbincang-bincang di halaman belakang, terlihat tidak terkejut dan segera mereka semua mendekati untuk membantu.

Xiao Liu meletakan pengemis itu di ranjang tempat tidur, Ma Zi mengambil baskom yang berisi air hangat dan menyalakan lampu kamar. Xiao Liu memerintakan “bersihkan tubuhnya, beri dia makan sup panas, jika dia memiliki luka kalian harus mengurusnya.”

Baru saja dia melangkah keluar dark ruangan  terdengar olehnya Ma Zi berteriak ketakutan dan segera saja Xiao Liu berbalik. Di lihatnya wajah Ma Zi putih pucat seperti baru melihat hantu, bahkan suaranya pun gemetaran ” Abang Liu, kau… kau… harus melihat ini. Orang ini tidak akan mungkin bisa hidup.”

Xiao Liu berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas. Seluruh wajah pria itu tidak berbentuk, di pukul dan penuh dengan lembam yang parah sehingga bengkak seperti kepala babi. Rupanya benar-benar hancur tak teridentifikasi. Dengan tubuh yang kurus dan kepala besar, dia terlihat aneh dan mengerikan.

Xiao Liu menarik baju pria itu atau lebih tepatnya mengoyak kain yang melekat. Di sekitat tubuh pria tersebut terdapat begitu banyak luka saling bersilangan saling menimpa, yang penuh dengan luka dan goresan dari berbagai macam cambuk, pisau, luka bakar. Di samping kanan di dekat dadanya terlihat penuh dengan luka bakar hitam gosong. Dia tidak memiliki otot yang lebih sehingga tulangnya terlihat begitu jelas dan kulit hitam gosongnya seperti melekat begitu saja.

Xiao Liu mengangkat tangan pria itu dan melihat jari – jari tangan yang mana kukunya semua telah di cabut dan tangannya membengkak karena terendam air. Xiao Liu dengan sangat hati-hati meletakan kembali tangannya dan melakukan pengecekan di bagian kakinya. Tulang paha kaki sebelah kanan patah setengah dan kesepuluh kuku jari-jari kakinya juga di cabuti. Terdapat bercak darah di bagian depan sol sepatunya yang mana sudah sangat jelas kalau dari sanalah kuku jari kaki tersebut di cabut. Ma Zi dan Chuan Zi yang terbiasa melihat luka-luka yang di alami oleh pasien mereka pun bisa takut akan luka yang di alami oleh pria tersebut.

Masing-masing dari mereka melangkah beberapa langkah ke belakang dan mencoba menghindari pandangan mereka untuk melihat, mereka tidak sanggup melihatnya. Wen Xiao Liu tetap terlihat biasa dan tenang, merberi perintah “bawakan beberapa obat.”

Ma Zi dengan cepat keluar dan berlari untuk mengambil obat herbal yang biasa di gunakan untuk membersihkan luka. Mencoba mwnawarkan diri untuk membantu membersihkan luka pria itu, tetapi dia tidak sanggup untuk mengatakannya. Xiao Liu tau kalau dia tidak dapat mengharapkan mereka sehingga dalam diam, dia mulai membersihkan luka pria itu sendirian. Dia menggunakan kain bersih yang telah di rendam obat herbal dan dengan sangat hati-hati dia membersihkan tubuh pria itu. Sangatlah jelas kalau luka itu sangat menyakitkan karena pria itu terbangun. Dia memiliki luka di sekitar kelopak matanya, dia tidak dapat membuka matanya sehingga yang bisa di lakukannya hanya menekan bibirnya dengan kuat.

Xiao Liu dengan lembut berkata ” Aku Wen Xiao Liu, kau boleh memanggilku Xiao Liu. Aku adalah seorang dokter di kota kecil ini dan aku sedang membersihkan luka-luka mu. Jika itu terasa sakit, kau harus berteriak menanggis.”

Meskipun Xiao Liu telah selesai membersihkan seluruh tubuhnya, tidak sekali pun pria itu mengeluarkan suara tetapi banyak butiran keringat yang mengucur dari dahinya. Mungkkn karena ketabahan dan ketahanannya lah yang membuat Xiao Liu merasa hormat kepada dia dan melunakan hatinya. Xiao Liu menggunakan handuk untuk mengelap keringat pria itu di dahi dan kemudian Xiao Liu mulai melepaskan celana pria itu. Tubuh pria itu tersentak pelan, memperlihatkan betapa ketidaksukaannya tetapi tetap berusaha mengendalikan dirinya.

Xiao Liu ingin pria itu agak santai denfan bercanda “kau adalah seorang pria, bagaimana bosa kau takut dengan pria yang melepas celana mu?” Setelah Xiao Liu melepaskan celana pria itu, dia terdiam.

Dari bagian lutut sampai bagian atas pahanya, terdapat beberapa luka-luka yang masih baru dan beberapa luka-luka lama yang warnanya dari gelap ke agak terang. Luka-luka itu seperti kain lap yang telah di tambal terlalu banyak kali. Orang yang melakukan penyiksaan terhadapnya terlihat mengetahui jelas akan tingkat ketahanan yang di miliki oleh pria itu. Selain itu mereka juga pasti tau daerah bagian paha dalam adalah yang paling sensitif karena tiap kali tertusuk di bagian tersebut, seseorang pasti akan berdoa agar langsung di beri kematian, tetapi itu tidak akan membuat dia mati.

Xiao Liu memerintahkan “alkohol, lilin wax, gunting, pisau, papan, perban, salep,…”

Chuan Zi berlari untuk mendapatkan semua barang sementara Ma Zi tinggal untuk membantu tetapi dia masih tidak berani untuk melihat ke arah pria itu.

Xiao Liu melihat Chuan Zi telah kembali dengan salep. Dengan mengerutkan alis matanya, dia memerintakan “pergi ke kamarku, ambilkan botol yang tersembunyi di bawah laci.”

Chuan Zi tidak langsung merespon melainkan terbengong berhenti sejenak sebelum kembali berlari untuk mendapatkan botol itu.

Xiao Liu berusaha untuk lembut dan mencoba untuk berkonsentrasi untuk mengobati luka-luka itu. Bagaimana pun dia mencoba untuk mengobati, terlalu banyak luka, beberapa kulit daging telah membusuk dan harus segera di potong. Beberapa kulit mati yang harus di kelupas dan tulang kaki yang harus di sambung.

Karena kesakitan, Xiao Liu dapat merasakan kalau pria itu gemetar tetapi tetap saja matanya masih menutup dan mengigit bibirnya  diam menahan. Tubuhnya yang bengkak telah di telanjangi dan dimana-mana terlihat bekas luka yang di maksudkan untuk merendahkan dan memalukan pria tersebut. Meskipun begitu, sikapnya angkuh dan anggun.

Xiao Liu menyadari mungkin saja pria ini bereaksi seperti ini dengan para penyiksanya. Dia yang di permalukan memiliki lebih banyak harga diri di bandingkan dengan dia yang mencoba untuk mempermalukan. Orang yang menyiksanya merasa lebih marah sehingga meningkatkan siksaannya.

Setelah lewat tiga jam, Xiao Liu akhirnya selesai membersihkan semua luka dan berkeringat, meskipun begitu dengan anehnya dia berkata ” salep luar.”

 

 

 

Touch the heart by words